"Dia yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak engkau lihat pada ciptaan Allah suatu cacat pun. Pandanglah lagi, adakah kau lihat ada retak disana? Lalu ulangi pandanglah sekali lagi, niscaya pandanganmu akan tunduk takluk." (Q.S. Al Mulk : 3-4)

Ayat diatas biasanya ditafsirkan sebagai ajaran manusia agar tunduk memandangi kehebatan langit ciptaan Allah swt. yang mulus tanpa cacat. Sebetulnya tidak perlu Allah swt. menyuruh kita memperhatikan langit sampai dua kali agar kita kagum tertunduk akan kehebatan ciptaan-Nya. Sekali menatap langit di malam hari sudah cukup mampu mencekam jiwa dan bisa membuat manusia merasakan kekerdilan dirinya karena luasnya alam semesta. Kita seharusnya penasaran membaca ayat diatas, pasti ada sesuatu dibalik perintah Allah "Dua kali mencari retak langit". Ahli tafsir lama hanya mengartikan bahwa retak di langit mustahil, karena ciptaan Allah pasti sempurna. Tapi betulkah retak itu suatu kegagalan? bagaimana dengan retak yang disengaja oleh Allah?

Lubang Hitam (Black Hole) merupakan tempat diruang angkasa yang menyedot segala sesuatu di dekatnya, cahaya dan radiasi tidak bisa memancar keluar, sehingga gelap tak terlihat. Bintang yang berukuran 10 kali massa matahari bila runtuh akan menjadi lubang hitam yang sangat padat dengan radius 3 km. Menurut Stephen Hawking, lubang-lubang hitam sebesar ujung jarum tersebar di seluruh penjuru alam ini. Sedangkan di pusat-pusat galaksi ada lubang hitam super masif (Super Massive Black Hole) berukuran sejuta massa matahari yang dengan dahsyat menyedot apapun disekitarnya. Teori General Relativity Einstein mengharuskan adanya suatu tempat yang merupakan kebalikannya, dengan persamaan akar kuadrat negatif, yakni disebut Lubang Putih (White Hole), dimana segala sesuatu dimuntahkan keluar. Lokasinya tidak dialam semesta yang kita diami ini tetapi di dalam kembarannya (parallel universe).

Fenomena alam kembar diisyaratkan dalam ayat, "Alhamdulillahi robbil'alamiin", yang berarti Segala puji bagi Allah swt. Tuhan beberapa alam. Menurut Karl Schwarzchild, pakar astrofisika, Lubang Hitam dan lubang putih bisa terhubung oleh lorong yang disebut Lubang Cacing (Worm Hole). Sebagaimana yang terjadi di dasar lubang hitam, di Lubang Cacing hukum-hukum fisika juga tidak berlaku, ruang dan waktu bertukar tempat dan akhirnya melebur dalam kesatuan singularitas. Akibatnya jarak dan waktu berhenti bila diukur dengan ukuran bumi. Walaupun sudah ada pesawat secepat cahaya, perjalanan ke pelosok-pelosok alam semesta tidak bisa terlaksana, karena jaraknya bisa ribuan bahkan jutaan tahun cahaya. Artinya, umur manusia terlalu pendek untuk bisa sampai kesana, apalagi untuk pulang ke bumi.


Tafsir lama bahwa Bouraq yang dinaiki Rasulullah SAW. ketika Isra' Mi'raj merupakan kendaraan berkecepatan cahaya, harus diralat..!! Karena tidak akan cukup pulang pergi satu malam ke ujung langit da Sidratul Muntaha. Harus ada teori lain. Barangkali teori Lubang Cacing merupakan terobosan yang memungkinkan manusia mencapai tujuan-tujuan maha jauh ke galaksi dan alam kembar tadi. Dengan waktu yang berhenti, kemanapun bisa sampai seketika melewati jalur retakan angkasa tadi. Tafsir surat Al Mulk 3-4 diatas bisa diperkaya dengan pemahaman baru, yakni bahwa Allah bukan mengatakan langit yang indah diciptakan halus tanpa lubang dan retak, sebab ternyata lubang hitam putih dan lubang cacing bertaburan disana. Tetapi Allah justru memberi isyarat bahwa di langit sengaja Dia ciptakan banyak retakan dan lubang, yang harus kita temukan, amati, dan teliti berulang-ulang hakikat & manfaatnya. Wallahu A'lam.

3 komentar:

woi

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Seyogyanya hati-hati mengkaitkan/membenarkan teori-teori baru dalam sains dengan menggunakan ayat-ayat kitab suci. Jika nantinya teori-teori baru itu terbukti salah, apakah ayat-ayat itu juga salah? Ayat-ayat sebaiknya digunakan sebagai sumber inspirasi, bukan justifikasi/pembenaran. Salam ....

Posting Komentar

About this blog

Bertemanlah apa adanya, bukan ada apanya.